Submit Sitemap

Rabu, 10 Maret 2010

Universitas Surabaya - UBAYA - To Be The First University in Heart and Mind

Maraknya isu global warming di seluruh dunia mulai mendapat perhatian dari masyarakat luas, mulai dari pemerintah kota, LSM, sampai pada lembaga-lembaga pendidikan, termasuk universitas. Konsep green university pun mulai dijalankan sebagai suatu bentuk kepedulian pada lingkungan sekitar. Ubaya juga ambil bagian dengan mewujudkan green university di Ubaya Training Center (UTC), Trawas.

“Konsep ini bukan karena sedang nge-trend atau kenapa, tapi memang karena kita punya kesadaran untuk menjaga lingkungan kita,” tutur Drs Darmo Handojo, Apt. Tentang green university, Direktur Integrated Outdoor Campus ini menegaskan bahwa tujuan utama dari konsep ini adalah mengedukasi masyarakat sekitar kampus dan tamu-tamu yang menginap di UTC. Targetnya, selepas menginap, tamu-tamu memiliki budaya hidup bersih dan tidak menganggap UTC adalah penginapan biasa.

Green University adalah suatu gagasan untuk lebih peduli pada lingkungan, terutama dalam lingkup lingkungan hidup. Tak hanya membuat konsep saja, namun ada langkah jelas yang sudah dilakukan di Kampus III Ubaya tersebut. Mulai dari rumah kompos di bawah pimpinan Pusdakota, rumah tenaga surya, pemilahan sampah basah dan kering, sampai pendayagunaan urin dan feses manusia. “Kita ingin sampah yang semula menjadi masalah bisa menjadi sesuatu yang luar biasa bila diolah dengan benar,” tukas penghobi baca dan basket ini.

Sejauh ini, hasil penguraian sampah basah dan kering dari rumah kompos digunakan sendiri untuk pupuk tanaman organik milik Ubaya. Tanaman organik yang ditanam ini bukan ditujukan semata-mata demi mencari untung, namun sekali lagi untuk memberi contoh nyata pada masyarakat. Begitu pula untuk rumah tenaga surya, meski masih dalam status trial and error, Ubaya berharap dalam jangka waktu ke depan bisa memetik hasilnya dan menunjukkan hasilnya pada masyarakat umum. “Kita kan hidup di negara tropis, jadi kita tidak hanya mengeluh kepanasan tapi bisa mendapat manfaat dari kelimpahan matahari ini,” tegas Darmo.

Meski dirasa mahal dalam pengembangannya, tapi konsep ini harus dimulai sejak sekarang sebelum benar-benar terlambat. Pria kelahiran 1 Maret 1951 ini berharap agar lewat Ubaya, visi edukasi pada masyarakat peduli lingkungan bisa terlaksana sehingga bencana alam yang terjadi karena kerusakan alam bisa dikurangi. “Mari kita mulai dari diri kita sendiri, sebelum memengaruhi yang lain,” tutupnya. (sv5)

Diunduh dari :
Universitas Surabaya - UBAYA - To Be The First University in Heart and Mind

Proses Pemanasan Bumi oleh Matahari

http://universitassurabayakampushijau-blog.blogspot.com/

Universitas Surabaya - UBAYA - To Be The First University in Heart and Mind

Sebagian masyarakat mungkin masih asing dengan istilah Green University. Memang, istilah tersebut juga tergolong baru saja berkembang di Indonesia. Green University sebenarnya merupakan sebuah program universitas mengenai kepedulian terhadap lingkungan. Dengan adanya program tersebut, lingkungan yang sudah mulai rusak akibat ulah manusia ini bisa sedikit disembuhkan. Lalu bagaimana tanggapan arek-arek Ubaya mengenai Green University? Apakah mereka mengetahui hal tersebut? Let’s check this out!

Ternyata, sebanyak 70,66% responden WU mengaku tahu tentang Green University, sedangkan sisanya, 29,44% mengaku tidak tahu menahu. Ada beberapa kriteria suatu univeristas dapat dikatakan sebagai Green University. Sebesar 50,85% responden mengatakan kebersihan lingkungan kampus merupakan kriteria terpenting. Bahkan, Ayu, anak FBE mengaku akan menegur dengan tegas jika ada orang yang mencemari lingkungan. Berbeda dengan Ayu, Chandra dari FT yang mewakili 27,97% responden berpendapat bahwa penanaman pohon merupakan ciri khas dari Green University. “Tentunya, penanaman pohon ini juga harus diikuti dengan tidak melakukan pengrusakan tanaman,” tuturnya.

Banyak juga ternyata anak-anak Ubaya yang mengaku tidak cukup jika kriteria tersebut hanya satu, melainkan harus ada penggabungan dari beberapa kriteria yang ada. Hal tersebut dikemukakan Putra, mahasiswa FH mewakili 7,62% responden. Pemilahan sampah basah dan sampah kering juga tak luput dari perhatian arek-arek Ubaya. Sebanyak 5,93% responden memilih pemilahan sampah sebagai kriteria cukup penting. “Hal tersebut akan memudahkan untuk diproses nantinya,” ucap Widya, mahasiswi FP. Sedangkan sisa responden lainnya sebesar 5,08% memilih adanya smoking area dan 2,53% memilih penghematan energi sebagai kriteria Green University.

Dewasa ini Ubaya juga sedang menuju Green University. Sosialisasinya pun sudah cukup baik, hal tersebut dibuktikan dengan 88,14% responden mengetahui hal itu. Sisanya, 11,86% mengaku tidak pernah mendengarnya. Tentu saja ada beberapa manfaat yang didapatkan Ubaya dari kegiatan tersebut. “Lingkungan disekitar kampus sekarang menjadi lebih bersih, nyaman, dan tertata dengan rapi,” tutur Andrie dari FH. Lain Andrie, lain pula Nita. “Adanya gerakan go green dapat menyejukkan lingkungan di sekitar Ubaya,” papar mahasiswi FBE ini.

Harapan pun berdatangan dari mahasiswa melihat upaya Ubaya untuk menuju Green University. “Saya mengharapkan Ubaya menjadi universitas yang bersih, asri, dan nyaman untuk menuntut ilmu dan mengembangkan diri,” ungkap Faradilla, arek FBE. (ryl)

Diunduh dari :

Universitas Surabaya - UBAYA - To Be The First University in Heart and Mind
 
Increase Page Rank